Fakta dan Mitos Mengenai Bensin Mobil

Banyak mitos beredar di masyarakat seputar bensin mobil. Mulai dari anggapan bahwa oktan tinggi selalu lebih baik hingga klaim alat penghemat bensin yang bisa membuat konsumsi BBM super irit.
Artikel ini akan membedah beberapa mitos populer dan membandingkannya dengan fakta teknis dari sumber terpercaya.
Mitos Soal Bensin Mobil dan Faktanya
Mari kita telaah beberapa mitos populer seputar bensin dan bandingkan dengan fakta teknis yang dapat dijelaskan dengan sumber terpercaya:
-
Mitos: Bensin dengan Oktan Tinggi Selalu Lebih Baik untuk Mesin
Bensin dengan oktan tinggi (RON 95 ke atas) dianggap selalu lebih baik dan membuat mobil lebih irit serta bertenaga. Faktanya tidak selalu demikian.
Oktan tinggi memang dibutuhkan untuk mesin dengan rasio kompresi tinggi, seperti mobil sport atau mesin turbo.
Namun, untuk mobil harian dengan kompresi rendah hingga sedang, penggunaan bensin beroktan tinggi tidak memberikan manfaat signifikan.
Bahkan, memakai oktan lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan hanya membuang uang tanpa meningkatkan performa atau efisiensi.
Rasio Kompresi Mesin Oktan yang Disarankan
-
9:1 – 10:1 RON 90 (Pertalite)
-
10:1 – 10,9:1 RON 92 (Pertamax)
-
11:1 – 12:1 RON 95 (Pertamax Turbo)
-
>12:1 RON 98 ke atas
-
Oktan Tinggi Membuat Mobil Lebih Irit
Mitos menyebut, semakin tinggi oktan, semakin irit konsumsi bensin mobil. Padahal faktanya efisiensi bahan bakar hanya optimal jika nilai oktan sesuai dengan kebutuhan mesin.
Jika mesin berkompresi rendah dipaksa memakai oktan tinggi, tidak ada penghematan signifikan. Sebaliknya, mesin berkompresi tinggi yang memakai oktan rendah justru berisiko mengalami knocking dan boros BBM.
Untuk itu, irit atau tidaknya bensin mobil sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh oktan. Apakah sudah cocok dengan spesifikasi mesin atau tidak.
-
Bensin Oktan Tinggi Membersihkan Mesin
Beredar mitos jika bensin beroktan tinggi bisa membersihkan ruang bakar mesin. Hal ini memang iya sebab bensin ini mengandung aditif pembersih. Namun hasilnya tidak signifikan. Khususnya jika mesin tidak membutuhkan oktan yang lebih tinggi.
Membersihkan ruang bakar lebih efektif dilakukan dengan perawatan rutin dan penggunaan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan.
-
Alat atau Aditif Penghemat Bensin Bisa Membuat Mobil Super Irit
Alat atau zat aditif tertentu bisa menghemat konsumsi bensin hingga 20-50%. Padahal hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim alat atau aditif penghemat bensin dapat menghemat BBM secara signifikan.
Bahkan, beberapa produk justru berisiko merusak sistem bahan bakar atau kelistrikan mobil. Cara paling efektif untuk menghemat BBM adalah dengan gaya berkendara yang efisien dan perawatan rutin.
-
Berkendara Pelan Selalu Lebih Irit
Mitos yang satu ini juga seringkali beredar. Katanya, mengemudi dengan kecepatan rendah pasti lebih hemat bensin.
Padahal, berkendara terlalu pelan justru bisa membuat mesin tidak bekerja pada efisiensi optimal. Sehingga konsumsi bensin bisa lebih boros.
Efisiensi terbaik biasanya didapat pada kecepatan stabil di rentang 48–80 km/jam, tergantung jenis mobil.
Faktor Teknis yang Memengaruhi Konsumsi Bensin Mobil
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi irit tidaknya konsumsi BBM, antara lain:
-
Tekanan ban tidak sesuai meningkatkan hambatan gulir dan konsumsi BBM.
-
Kondisi mesin tidak prima membuat pembakaran tidak efisien.
-
Beban berlebih memaksa mesin bekerja lebih keras.
-
Gaya mengemudi agresif (sering akselerasi dan rem mendadak) membuat bensin lebih boros.
Berbagai mitos seputar bensin kendaraan sering membuat pengemudi bingung tentang pilihan yang terbaik untuk kendaraan mereka. Namun, dengan memahami fakta-fakta teknis, kita bisa lebih bijak dalam memilih jenis bahan bakar yang sesuai.
Caranya dengan menggunakan bensin mobil dengan angka oktan yang sesuai. Selain itu perhatikan pula gaya mengemudi dan kondisi mesin. Jangan lupa juga untuk servis rutin mobil Anda di Suzuki.